Cara Mengambil Keputusan dari 2 (atau Lebih) Pilihan Sulit
Seri Belajar Manajemen (bagian 1)
Oleh: Syarif Andri Setiawan, S.Kom
Gambar 1. Harus pilih yang mana? (Sumber: www.qerja.com)
Sering kali pada satu titik perjalanan hidup, kita akan dihadapkan pada dua atau lebih pilihan yang cukup pelik, di mana masing-masing pilihan nantinya akan berpengaruh besar pada kehidupan kita di masa depan. Akar masalahnya biasanya adalah karena dari setiap pilihan tersebut ternyata punya keuntungan dan kerugian yang sama beratnya dan saling bersebrangan. Jadi, wajar saja akhirnya kita merasa sangat dibingungkan karena kalau sudah jelas keuntungan salah satu pilihan adalah jauh lebih besar dan kerugiannya juga jauh lebih kecil kita akan mudah mengambil keputusan. Contoh dari pilihan sulit ini, salah satunya adalah ketika kita memilih ke program studi perguruan tinggi mana kita melanjutkan pendidikan saat kita selesai menempuh jenjang SMA.
Pada saat memilih program studi perguruan tinggi untuk kita melanjutkan pendidikan, pasti akan ada banyak pertimbangan penting yang dapat mempengaruhi keputusan kita. Pertimbangan-pertimbangan itu bisa saja sebagai, berikut ke mana kelanjutan kariernya, apakah ada banyak lapangan pekerjaan untuk lulusannya, berapa tingkat kesulitan penyelesaian studinya, seberapa sulit proses seleksi masuknya, apa pandangan orang lain terhadap program studi tersebut, dan lain sebagainya. Bagi setiap individu apa-apa yang jadi bahan pertimbangan dan tingkat kepentingan bahan pertimbangan tersebut dapat sangat bervariasi. Semua ini kembali kepada kebutuhan, keyakinan, budaya dan sifat masing-masing individu tersebut.
Nah, biasanya saat menghadapi kondisi sulit seperti ini, kita akan memecahkannya dengan melakukan dua hal bersama-sama, yaitu berdoa dan berusaha. Untuk bagian usaha, salah satu cara yang sering kita pergunakan adalah dengan meminta saran pada orang lain. Permasalahannya ada kalanya saran dari orang lain dapat berbeda-beda sehingga malah membuat kita tambah bingung. Hal itu karena setiap orang punya persepsi yang berbeda-beda terhadap apa yang mereka anggap penting. Setelah itu, kalau dipikir sendiri bingung, bertanya pada orang lain tambah bingung, adakah langkah-langkah lain yang bisa kita usahakan sambil tetap berdoa? Di kondisi pelik seperti inilah kita dapat menggunakan ilmu manajemen untuk membantu kita mendapat gambaran jelas mana saja pilihan yang paling bermanfaat untuk kita.
Dalam ilmu manajemen, sebenarnya ada banyak teknik untuk membantu mengambil keputusan terbaik, namun dalam artikel ini kita belajar salah satu teknik yang cukup jitu dalam membantu mengambil keputusan. Teknik ini disebut dengan nama The Weighted Average Decision Matrix (WADM) atau Matriks Keputusan dengan Pembobotan Rata-rata (DeMarco, 2011).
Bagaimana cara kerja teknik ini? Begini langkah-langkahnya :
1. Buatlah matriks / tabel yang kolomnya sebanyak 3 + (2 x Jumlah Keputusan yang akan diambil).
2. Beri nama dan atur format kolomnya sebagai berikut :
Tabel 1: Format matriks/tabel WADM
3. Tuliskan 5—10 hal paling penting yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan pada kolom pertimbangan.
4. Beri masing-masing pertimbangan bobot 1—10 di kolom bobot sesuai tingkat kepentingannya menurut kita (1 = sangat tidak penting, 10 = sangat penting).
5. Isi kolom skor masing-masing keputusan dengan angka 0—10 berdasar seberapa tinggi tingkat pemenuhan keputusan tersebut untuk masing-masing pertimbangan (0 = sangat tidak terpenuhi, 10 = sangat terpenuhi).
6. Kalikan kolom Botot dan kolom Skor dari masing-masing Pertimbangan dan Keputusan lalu isikan di kolom total.
7. Jumlahkan seluruh kolom Total dari setiap keputusan.
8. Jumlah akhir Total dari keputusan yang paling besar adalah keputusan yang sementara ini paling bermanfaat.
9. Diskusikan kembali matriks / tabel di atas dengan anggota keluarga.
10. Lakukan pembobotan dan memberian skor ulang sesuai hasil diskusi dengan anggota keluarga.
11. Berdoa dan berani ambil keputusan.
Apakah dapat pahami cara menggunakannya? Masih belum? Kalau begitu agar lebih jelas, mari, kita coba simulasikan! Anggap saja kita adalah kepala keluarga dari keluarga kecil yang terdiri dari Ayah, Ibu dan 2 anak berusia 4 dan 7 tahun. Kita sebagai kepala keluarga merupakan sumber penghasilan utama dengan bekerja di sebuah perusahaan yang harus setiap hari kerja berangkat ke kantor. Ibu adalah seorang translator yang bisa bekerja dari rumah, tetapi ada kalanya harus menemui klien di luar rumah. Si anak sulung akan masuk kelas 1 SD dan si anak bungsu akan masuk TK. Saat ini, kita memiliki cukup tabungan untuk dapat mengangsur rumah sendiri dan setelah survei ada 2 kandidat kuat lokasi rumah yang akan dibeli, yaitu lokasi A dan B. Harga rumah dan jarak tempuh bekerja jadi pertimbangan untuk memilih, namun Ayah dan Ibu sepakat bahwa lingkungan main anak yang aman dan akses ke sekolah yang baik juga sangat penting.
Gambar 2. Rumah idaman (Sumber: www.qoala.app)
Ada alternatif ke-3 sebenarnya yaitu kontrak rumah dekat rumah orang tua. Biaya kontrakan rumah ini sangat murah sehingga uangnya bisa ditabung untuk cari rumah lebih baik ke depannya. Kemudian, apabila ada kebutuhan menitipkan anak saat si Ibu ada keperluan jadi lebih mudah. Hanya saja lingkungan sekitar kontrakan kurang memberikan tempat main yang aman untuk anak. Untuk membantu mengambil keputusan, kita memanfaatkan langkah-langkah teknik WADM untuk melihat mana pilihan yang mungkin lebih tepat. Berikut adalah hasil matriks / tabel WADM:
Tabel 2: Contoh matriks/tabel WADM untuk memilih tempat tinggal
Setelah dibuat matriks / tabelnya, tampaknya Lokasi A lebih tepat. Walau harga lebih mahal, akan tetapi lokasi A lebih dapat memenuhi ekspektasi bobot pertimbangan sebagai tempat tinggal yang baik.
Setelah mendapatkan kesimpulan awal jangan terburu-buru mengambil keputusan. Diskusikanlah kembali matriks / tabel yang disusun dengan anggota keluarga terkait pertimbangan, bobot dan skornya. Apabila sudah berdiskusi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan, langkah terakhir yang harus dilakukan adalah berani untuk mengambil keputusan. Hal ini sangat penting karena kita bisa maju bergerak hanya setelah kita mengambil suatu keputusan dengan mantap. Perlu diketahui bahwa tidak pernah ada hasil luar biasa bisa didapat dari keputusan yang dibuat secara ragu-ragu. Yakinlah bahwa selama ada niat baik akan selalu ada jalan yang diberikan oleh Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang.
Demikian pembahasan teknik bantuan mengambil keputusan terbaik dengan menggunakan The Weighted Average Decision Matrix (WADM) pada seri belajar manajemen kali ini. Sampai jumpa lagi di seri belajar manajemen yang berikutnya.
Referensi :
1. DeMarco, MJ (2011). The Millionaire Fast Lane. Phoenix: Viperion Publishing.
2. Weighted Decision Matrix. deseng.ryerson.ca. Diakses pada 05 Agustus 2021 pukul 18.25.