VOICES
by: Anindhita F.R (XI ASUPD)
Sudah berbulan-bulan aku hanya membaringkan tubuhku di tempat tidur, menatap kosong ke langit kamarku. Namaku Kendra, dan aku sekarang berusia 15 tahun, tahun ini adalah tahun pertama-ku masuk SMA di bawah karantina.
Hari ini sama seperti hari-hari lainnya dan sekarang aku hanya berpikir sambil berbaring di tempat tidur.
“Hari seperti apa kemarin? Apa ada sesuatu yang istimewa?”
Aku mencoba memikirkannya tetapi tidak banyak yang terlintas di pikiran ku.
Dan hari esok pasti tidak akan berbeda seperti hari-hari lain. Aku merasa tidak aman akhir-akhir ini karena karantina sekarang. Ketika Aku ada kelas online, aku selalu merasa gugup meskipun hanya online bukan tatap muka. Jujur selama kelas online, Aku merasa iri dengan teman-teman baruku yang aktif dan sering bertanya. Apalagi Dia sangat pintar dan memiliki kelebihan yang banyak. Jadi, setelah kelas aku menghubungi sahabat ku. Aku menceritakan bagaimana aku sekarang dan aku juga menerima nasihat darinya.
"Halo. Apa kabar?"
“Em lumayan, nggak buruk, bagaimana denganmu? Kalau suaramu terdengar seperti ini, sepertinya kamu punya masalah? Aku benar kan?" tebak-Nya.
Aku akui dia benar-benar hebat tentang bagaimana dia bisa tahu jika aku punya masalah hanya dengan mendengarkan suaraku.
“Aku emang nggak bisa bohong ya saat berbicara denganmu, haha.”
“Jadi, apa masalahnya Ms. Kendra?” tanya dia.
“Aku mau seperti teman sekelasku, Dia sangat sempurna. Sangat lucu kan, gimana Dku membandingkan diriku sama orang lain.” Aku mengatakan padanya seperti itu.
“Jangan lakuin itu, lakuin dengan caramu sendiri. Aku pikir kamu baru saja kehilangan kepercayaan diri, iya bukan?” Dia mengatakan kepada ku seperti itu.
"Aku?" Aku bahkan tidak tahu tentang diriku sendiri.
"Iya, kamu."
“Mungkin. Tapi aku terus melihat diriku sendiri setelah melihat orang lain, sepertinya mereka semua lebih baik dari aku. Kenapa ya aku melakukan itu? Aku terus memandangi mereka tanpa sadar. Aku bilang kalau aku pikir aku berbeda dari yang lain.”
“Hanya karena seseorang di depan bukan berarti mereka yang pertama atau terbaik, luangkan waktumu saja. Kamu nggak perlu buru-buru, tidak apa-apa untuk berjalan perlahan dan jangan membandingkan dirimu dengan mereka. Kamu berbeda dengan mereka dalam hal yang baik. Ikuti aja jalanmu, tetap lihat lurus ke depan dan jangan merendahkan dirimu.”
Semua kalimat yang dia ucapkan benar-benar membuatku sadar, bahwa membandingkan diriku dengan orang lain itu tidak ada gunanya.“Sekarang lihat ke cermin dan katakan kalau kamu cantik dan semua hal baik lainnya ke dirimu sendiri, dan cari kelebihan yang kamu miliki. ”Dia mengatakan seperti itu padaku, jadi aku berjalan ke cermin dan tersenyum pada diriku sendiri.
Setelah menelepon dengan sahabatku, aku mulai mencari kelebihan ku dan menuliskannya di catatanku.
Aku melihat sekelilingku dan menyadari bahwa Aku memang pandai bermain bulu tangkis dan aku juga bisa berbicara bahasa Spanyol. Aku pun melihat ke rak buku-ku yang penuh dengan novel, ternyata Aku juga suka membaca novel.
Ternyata, kita harus mengenal diri sendiri sebelum membandingkannya dengan orang lain. Aku menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak apa-apa kehilangan kepercayaan dirimu di tengah, tetapi itu bukan berarti harus membandingkan dirimu dengan orang lain. Karena masih banyak cara untuk mengembalikannya.